Sejarah dan Kehebatan Pasukan Janissary
Guna meminimalisir ancaman dari negeri sekitar Aljazair, selain ancaman
utama Spanyol, Khairuddin kemudian meminta kepada Khalifah Sulaiman I
agar kekuasaan Amir Tunisia dan Tlemcen dialihkan kepadanya. Sulaiman I
pun setuju. Pada 1519, Khalifah mengangkat Khairuddin sebagai beylerbey
(Bakhlair Baik) atau wakil Khalifah untuk wilayah Aljazair dan
sekitarnya. Kemudian Khairuddin juga ditugasi memimpin pasukan pasukan
elit Daulah Khilafah Islamiyah, Pasukan Janissary.
Dalam masa
kepemimpinan Khairuddin, Pasukan Janissary berhasil melakukan banyak
penyelamatan Umat Islam di Andalusia. Tercatat mereka melakukan 7 kali
pelayaran dengan 36 buah kapal untuk mengangkut Umat Islam Spanyol yang
diburu bagai hewan oleh Ferdinand II dan Pasukan Salibnya.
Pertengahan dekade 1520-an, Pasukan Darat Janissary yang dipimpin
langsung Khalifah Sulaiman I berhasil memenangkan semua pertempuran
darat. Pada saat bersamaan, Pasukan Laut Janissary di bawah pimpinan
Khairuddin juga berhasil mengontrol lalu lintas pelayaran di Laut Tengah
sepenuhnya. Kondisi ini membuat Pasukan Salib Kristen Eropa menjadi
pusing tujuh keliling.
Awal Mula Minuman Capucchino
Dalam suasana putus asa, pada tahun 1529 di pulau Penon, Spanyol
menembakkan meriam ke menara masjid saat Adzan sedang berkumandang. Maka
terjadilah peperangan hebat di Penon dan setelah 20 hari pulau tersebut
berhasil dikuasai kembali oleh Khairuddin. Sementara di daratan,
Sulaiman I membombardir Wina (Ibukota Austria) dengan dua kali serangan
namun keduanya gagal. Pasukan Islam yang mundur dari pertempuran
meninggalkan beberapa karung kopi yang kemudian mengubah aturan Paus
Roma yang sebelumnya mengharamkan minuman yang biasa diminum kaum muslim
itu. Kemudian mereka menyebut minuman itu sebagai dengan nama
Cappuccino.
Pada tahun 1535 Pasukan Salib Gabungan Spanyol dan Genoa
di bawah pimpinan Charles V dan Andrea Doria (Knight of Malta)
menyerang Tunisia dengan kekuatan 25.000 orang pasukan dan 500 kapal.
Pertempuran pun berjalan tidak imbang hingga Tunisia pun jatuh ke tangan
Spanyol. Pada tahun-tahun selanjutnya, Khairuddin Sang Barbarossa
mengalami banyak kekalahan. Namun ia berhasil menduduki kepulauan
Beleares dan merampas kapal-kapal Portugis dan Spanyol di selat
Gibraltar.
Akhir Gemilang Barbarosa Sebelum Tutup Usia
Tahun 1538, Pasukan Salib Gabungan Italia-Spanyol menyerang Preveza
yang saat itu merupakan pelabuhan penting di Laut Tengah. Andrea Doria
memimpin 40 kapal dan Barbarossa hanya memimpin 20 kapal. Namun dengan
kecerdikannya, Barbarossa memecah armadanya ke tiga arah dan menjebak
Pasukan Andrea Doria di tengah untuk kemudian membombardir armada Andrea
Doria habis-habisan. Andrea Doria dan armada lautnya pun lari dari
pertempuran. Walau begitu, Khairuddin tak mengejarnya karena ia tak
ingin berperang di laut lepas, mengingat kapal-kapal armada laut Spanyol
mempunyai peralatan yang lebih canggih. Apalagi ia hanya memimpin 20
kapal.
Tiga tahun kemudian, Pasukan Salib Gabungan Spanyol-Genoa
kembali menyerang Aljazair dengan kekuatan 200 kapal. Mereka sengaja
melancarkan serangan di luar musim berlayar, untuk menghindari pertemuan
dengan Pasukan Barbarossa. Rakyat Aljazair di bawah komando Hasan Agha
berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan Aljazair. Charles V dan
Andrea Doria yang memimpin serangan tak mengira bahwa pertahanan dan
strategi perang Hasan Agha sangat matang, sehingga armadanya pun
kacau-balau. Ketika itu pula tiba-tiba badai laut dahsyat menghantam
Laut Mediterania. Andrea Doria dan Charles V berhasil selamat, dan
kembali ke negerinya dengan kekalahan pahit.
Tahun 1565, dalam usia
senja, Khairuddin Barbarossa memimpin pasukan untuk merebut Malta dari
tangan Knight of St. John. Namun dalam pertempuran itu, Khairuddin
gugur. Kemudian Khairuddin dimakamkan di Istanbul. Di dekat kuburannya
didirikan masjid dan madrasah untuk mengenangnya. Hingga kini makam
tersebut masih terawat untuk menjadi bukti kepahlawanan Khairuddin alias
Barbarossa yang namanya masih ditakuti bangsa Eropa hingga zaman
sekarang.
Ilustrasi :