Selasa, 17 September 2013

Jejak Bom Boston yang " tertinggal " di film National Treasure

Tak terasa sudah 6 bulan lebih peristiwa itu terjadi, peristiwa yang menyebabkan publik tersentak kaget. Dimana sebuah letusan bom terjadi yang "katanya" di ledakan oleh teroris, namun benarkah peristiwa itu dilakukan oleh mereka yang disebut dengan "teroris" ...???

Sebuah "jejak" dengan jelas telah ditinggalkan oleh para konspirator, berbeda dengan "jejak" yang ada di serial kartun Family Guy. Namun "jejak" ini telah lama di tinggalkan oleh para konspirator, malahan "jejak" ini telah di tinggalkan selama 9 tahun lamanya tapi ternyata banyak yang tidak sadar akan itu, "jejak " itu ada di film National Treasure. Dalam satu adegan menunjukkan karakter utama film bernama Benjamin Gates          (Nicholas Cage) sedang menggali reruntuhan kapal " Charlote " dan setelah beberapa lama dia menemukan lonceng dari kapal tersebut.

Lihat gambar di bawah ini :



Sudah terlalu banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa peristiwa Pemboman Boston adalah operasi false flag, atau operasi inteligen untuk menciptakan dalih bagi dilakukannya satu kebijakan tertentu. Seperti operasi pemboman WTC tahun 2001 yang menjadi dalih kebijakan "perang melawan terorisme" yang termasuk di antaranya adalah menyerbu Afghanistan dan Irak.

Sabtu, 10 Agustus 2013

Kabut Di Balik Revolusi Bolshevik II

Pada saat menuju Russia,Lenin juga kembali dari pembuangan. Lenin sendiri memulia karir revolusinya selagi menjadi mahasiswa di Kazan, dimana ia menjadi seorang penggemar Karl Marx. Dibantu Jerman dan di temani 150 revolusioner terlatih, ia bawa dengan kereta api tertutup serta membawa uang sebesar 5 juta dolar.

Hingga November 1917,Lenin dan Trotsky di bantu dari barat, memicu sebuah pemberontakan yang menuai sukses da menawan pemerintahan Russia bagi para pendukung Bolsheviks. Dalam perjalanan revolusi, cengkraman para komunis tidaklah aman ,percekcokan internal antara si merah dan si putih berlangsung hingga tahun 1922 dan menelan korban hingga 28 juta orang.

Setela berkuasa Lenin perlahan-lahan mulai memahami bahwa ada orang lain yang mengendalikann Soviet secara diam-diam, hingga dia berkeluh-kesah " Negara ini tidak berjalan sesuai fungsinya sebagaimana yag kita inginkan!! Ibarat kan seseorang sedang dan memegang setir mobil namun mobil tersebut tidak berjalan sesuai keinginan orang itu" tidak salah lagi ini kekuatan bayangang yang di miliki para SS dan Lenin menyebut mereka dengan kapitalis yang memonopoli keuangan.

Pada tahun 1922, kelaparan mulai melanda Soviet dan sekitar 5 juta orang tewas kelaparan, Lenin harus mengakui bahwa Marxisme sebagai sistem ekonomi merupakan sebuah kegagalan yang besar. Ia melakukan reformasi ekonomi yang gagal secara sistematik, ia menghapus sistem barter Marxis dan kembali kepada mata uang dan upah kerja kepada rakyat Russia. Sedikit demi sedikit kelaparan mulai lenyap dan rakyat Russia mulai mendapatkan/memperoleh hak atas tanah, pada akhir hayatnya Lenin mulai memahami akibat dari tindakannya.

Pada tahun 1942 pada akhir hayat nya ia berkata

"aku melakukan kekeliruan, mimpi burukku ialah perasaan bahwa aku tersesat di lautan darah dari korbanku yang tidak kukira, terlambat sudah untuk kembali untuk menyelamatkan Russia kita membutuhkan seorang seperti Francis As-sisi. Dengan sepuluh orang sepertinya kita baru bisa menyelamatkan Russia"

Minggu, 28 Juli 2013

Kabut Di Balik Revolusi Bolshevik I

Revolusi Bolshevik atau dikenal juga dengan Revolusi Oktober adalah revolusi yang dilakukan oleh pihak komunis Rusia, di bawah pimpinan Lenin. Setelah merebut kekuasaan di Petrograd, ibu kota Rusia kala itu, mereka menggulingkan pemerintahan nasionalis di bawah pimpinan Alexander Kerensky yang mulai memerintah sejak bulan Februari. Pemerintahan ini diangkat setelah Tsar Nikolas II dari Rusia turun takhta karena dianggap tidak kompeten. (Wikipedia).

Itulah yang disebutkan didalam semua buku sejarah di dunia, namun siapa tahu kalau di balik semua itu diawali dengan 1 kata yaitu "Minyak"

Iya memang semua ini diawali oleh persaingan antara perusahaan minyak milik seorang Rockfeller dengan sebuah perusahaan minyak asal Russia di Baku,Laut Kaspia. Sejarah umumnya menyatakan bahwa Russia adalah negara agraris namun faktnya setelah ahun 1907-1913, rata-rata produksi industri Russia melampaui AS,Inggris,dan Jerman yang dianggap negara industri pada masa itu.

Dalam buku Under Sign of Scorpion, pada akhir abad 19 Tsar Russia merupakan satu-satunya penghalang yang tersisa yang menentang Illuminati untuk menguasai dunia.Penyebab lainnya juga adalah adanya masyarakat rahasia di dalam Russia pada tahun 1905 percobaan dini  revolusi dilakukan di St.Peterburg dan Moskow, meski revolusi itu dapat di tumpas oleh Nikolas II namun ia harus menandatangani sebuah parlemen terpilih bernama Duma. Tsar memenjarakan dan mengasingkan sekitar 250.000 orang termasuk Lenin yang di buang ke Swiss, Trotsky ke AS, dan Joseph Stalin ke Siberia.

Di New York Trotsky mendapat angin segar para Bankir Wall Street bersedia untuk membiayai revolusi di Russia, setelah 2 bulan ia meninggalkan New York dengan membawa emas dan 275 relawan. Mereka berlayar ke Eropa pada 27 Maret 1917 dengan kapal S.S Christina sayangnya saat itu sedang terjadi perang dunia 1 dan akhirnya Trotsky kembali dipenjarakan oleh pemeritah Kanada dan mereka juga menyita seluruh barang bawaannya, namun itu tidak berlangsung lama seorang utusan gedung putih membawakan sebuah paspor Amerika dan trotsky kembali berlayar ke Russia.

Kamis, 11 Juli 2013

Doktrin Humanisme XI

Dalam “Skandal Loge Timur Raya” di Prancis pada 1992 dan pada operasi “Tangan Bersih” di Inggris yang diberitakan media Inggris pada 1995, diketahui kalau aktivitas-aktivitas di loge Masonik kebanyakan bertujuan untuk melegalkan keuntungan yang didapat secara ilegal. Diktrin kaum Mason tentang “moralitas humanis” hanyalah siasat untuk mencapai suatu tujuan yang digagas sejak bangsa Yahudi terusir dari tanah Palestina; yakni menguasai dunia dan menciptakan tatanan dunia baru sesuai apa yang dikehendakinya..
Dengan data dan fakta yang begitu banyak terbeberkan, sulit dipungkiri bahwa doktrin humanisme yang dikembangkan kaum Humanist Italia dan kemudian dimanfaatkan Freemasonry sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan, sangat bertolak belakang dengan pola fikir manusia yang mengimani Tuhan Pencipta Alam Semesta dan beramal saleh untuk menggapai ridha-Nya.
Bagi para Mason dan Humanist, segala sesuatu harus dilakukan semata-mata demi kemanusiaan. Nukilan dari sebuah buku terbitan komunitas Turki di bawah ini akan kian memperjelas bagaimana pola fikir orang-orang ini. Begini nukilannya:
“Moralitas Masonik didasarkan atas cinta terhadap kemanusiaan. Ia sepenuhnya menolak kebajikan karena harapan di masa depan, suatu ganjaran, suatu pahala, dan surga, karena ketakutan terhadap orang lain, suatu lembaga agama atau politik, kekuatan supranatural yang tidak diketahui… Ia hanya mendukung dan memuliakan kebaikan yang berhubungan dengan cinta terhadap keluarga, negara, umat manusia, dan kemanusiaan. Inilah salah satu sasaran terpenting dari evolusi Masonik. Mencintai manusia dan berbuat baik tanpa mengharapkan balasan dan mencapai tingkat ini adalah evolusi besar.”
Klaim-klaim pada kutipan di atas sangat menyesatkan. Tanpa disiplin moral agama tidak akan ada rasa pengorbanan kepada masyarakat. Dan, di mana hal ini tampaknya terwujud, hubungan lebih bersifat hanya di permukaan belaka. Mereka yang tidak memiliki moralitas agama, tidak takut ataupun menghormati Tuhan, dan di mana tidak hadir rasa takut akan Tuhan, manusia hanya memedulikan tujuan-tujuan mereka sendiri. Tak peduli bagaimanapun caranya karena tak ada rambu-rambu yang membatasi. Semua halal untuk dilakukan.
Tatkala manusia merasa kepentingan pribadinya terancam, mereka tidak dapat menunjukkan cinta sejati, kesetiaan, ataupun kasih sayang. Mereka menunjukkan cinta dan rasa hormat hanya terhadap siapa yang membawa keuntungan bagi diri mereka. Hal ini karena, menurut pemahaman mereka yang keliru, mereka hanya ada di dunia satu kali, dan karenanya, akan mengambil sebanyak-banyaknya. Lagi pula, menurut keyakinan keliru ini, tidak ada balasan bagi kecurangan maupun kejahatan yang mereka lakukan di dunia, karena tak ada surga atau neraka setelah kehidupan berakhir.
Literatur Masonik penuh dengan upacara moral yang berupaya menutupi fakta ini. Namun sebenarnya, moralitas yang tanpa agama ini tidak lebih dari retorika pura-pura. Fakta sejarah telah banyak mencontohkan bahwa tanpa disiplin diri yang diberikan agama atas jiwa manusia, dan tanpa hukum Tuhan, moralitas sejati tidak dapat dibangun dengan cara apa pun juga.
Jadi, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang mau, rela dan ikhlas beribadah kepada Allah dengan merendah, dan tidak berpaling dari-Nya, atau seolah buta dan tuli, sehingga tak dapat melihat dan mendengar karunia dan tanda-tanda keberadaan dan kebesaran-Nya.

Karenanya, sebelum Anda menelan mentah-mentah atau mengikuti sebuah doktrin, pahami dan kenali lah dahulu doktrin itu. Di dunia ini terlalu banyak kamuflase yang membungkus kepalsuan dan kebusukan, sehingga meski kemasannya sangat bagus, indah dan mewah, isinya belum tentu seperti itu. Jika sekali saja Anda terjerumus, Anda mungkin akan sulit untuk keluar lagi. Bahkan bisa saja Anda telah menjadi ateis sebelum Anda sendiri menyadarinya

Doktrin Humanisme X

Pada situs internet milik Mason, kemungkinan “moralitas tanpa agama” dijelaskan sebagai berikut:
“Apakah manusia itu? Dari mana ia datang dan ke mana ia menuju?... Bagaimana seseorang hidup? Bagaimana ia seharusnya hidup? Agama-agama mencoba menjawab aneka pertanyaan ini dengan bantuan prinsip-prinsip moral yang mereka pegang. Namun mereka menghubungkan prinsip-prinsipnya dengan konsep metafisis seperti Tuhan, surga, neraka, ibadah. Dan manusia harus menemukan prinsip-prinsip hidupnya tanpa melibatkan masalah-masalah metafisis, yang harus mereka percayai tanpa pemahaman. Freemasonry telah menyatakan prinsip-prinsip ini selama berabad-abad sebagai kemerdekaan, kesetaraan, persaudaraan, kecintaan terhadap kerja dan perdamaian, demokrasi, dan seterusnya.
Semua ini membebaskan manusia sepenuhnya dari berbagai kredo agama namun tetap memberikan sebuah prinsip hidup. Mereka mencari landasan-landasan mereka tidak pada konsep-konsep metafisis tetapi di dalam diri seorang manusia dewasa yang hidup di bumi ini.”
Teori ini jelas menyesatkan. Apalagi karena perjalanan sejarah umat manusia membuktikan bahwa di dalam masyarakat di mana agama telah dihancurkan, tidak ada moralitas dan hanya ada perselisihan dan kekacauan.
Pada 1789, para Mason menggerakkan Revolusi Perancis dengan cara menggaungkan slogan-slogan berbau cita-cita yang amat mulia, yakni “kemerdekaan, kesetaraan, dan persaudaraan”. Namun sejarah membuktikan, revolusi ini membuat ratusan ribu orang yang tak bersalah dipancung dengan pisau guillotine, sehingga negera itu berkubang darah. Bahkan orang-orang yang didorong untuk menjadi para pemimpin revolusi itu, ikut dipancung satu per satu.
Pada abad XIX, para Mason mendorong lahirnya sosialisme yang bersumber dari gagasan tentang kemungkinan moralitas tanpa agama. Akibatnya amat dahsyat karena sosialisme menuntut sebuah masyarakat yang sama rata, adil, tanpa eksploitasi dan pada akhirnya mengajukan penghapusan agama. Pada abad XX, doktrin ini menyeret manusia pada jurang kesengsaraan yang mengerikan karena doktrin ini memunculkan rezim komunis yang menguasai Uni Soviet, China, dan beberapa negara di Afrika dan Amerika Tengah. Rezim-rezim ini membunuh sedikitnya 120 juta jiwa manusia tak berdosa, dan tak pernah ada keadilan dan kesetaraan di negara-negara itu karena kekayaan dan aset negara yang melimpah hanya dikuasai dan dnikmati oleh para penguasanya. Dalam bukunyaberjudul “The New Class”, pemikir Yugoslavia Milovan Djilas menjelaskan bahwa para pemimpin komunis, yang dikenal sebagai “nomenklatur” membentuk sebuah “golongan dengan hak-hak istimewa” yang bertentangan dengan klaim-klaim sosialisme.
meski Masonry selalu mendengung-dengungkan tentang kemanusiaan, kita tidak menemukan catatan yang terlalu bersih. Di banyak negara, Masonry telah menjadi fokus bagi hubungan demi perolehan kebendaan secara buruk. Dalam skandal Loge Masonik P2 di Italia pada 1980, terungkap bahwa para Mason menjalin hubungan erat dengan mafia, dan para direktur loge (markas para Mason) terlibat dalam aktivitas seperti penyelundupan senjata, perdagangan obat terlarang, atau pencucian uang. Juga terungkap bahwa mereka merancang penyerangan terhadap saingan-saingan mereka dan orang-orang yang mengkhianati mereka.

Doktrin Humanisme IX

International Association Rotary Club atau yang biasa disebut hanya Rotary Club saja, memiliki cabang di lebih dari 170 negara, termasuk Indonesia. Anggotanya disebut Rotarian. Salah satu sayap gerakan zionis (Freemason) ini merupakan organisasi yang dikelola oleh para pemimpin bisnis dan profesional yang mewakili semua profesi, baik dokter, notaris, guru, politikus, dan lain sebagainya. Di Indonesia, sebagian besar anggota perkumpulan ini merupakan orang-orang keturunan Tionghoa, namun ada juga yang beragama Islam. Rotary Club begerak di bidang kemanusiaan. Hingga 2005, cabang-cabangnya yang berada di 170 negara telah berjumlah 32.000 dengan anggota sebanyak 1,2 juta orang. Rotary Club pertama kali hadir di Indonesia pada 1927 di Yogjakarta. Karena merupakan cabang, semua kegiatan dan peraturan yang berlaku pada Rotary Club Indonesia mengacu sepenuhnya pada ketentuan yang berlaku di Rotary International yang berkantor pusat di Amerika.

Aktifitas organisasi berlambang roda bergerigi ini sepenuhnya untuk kepentingan Freemason. Untuk mempermudah hubungan dengan berbagai sekte, agama, dan golongan, Rotary berpura-pura membatasi aktivitasnya hanya untuk masalah-masalah sosial dan kultural, dengan dalih demi kemanusiaan. Cara pencapaian sasarannya melalui pertemuan-pertemuan berkala, seminar, ceramah yang mengarah pada upaya mendekatkan antaragama dan menghapus segala perbedaan keagamaan. Ini mirip dengan ceramahnya para pendudung teologi inklusive, seperti yang digemar-gemborkan kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL). Tujuan utamanya adalah untuk membaurkan orang-orang Yahudi dengan bangsa lain dengan mengatasnamakan kasih dan persaudaraan. Melalui jalan ini mereka mampu mengumpulkan berbagai maklumat yang dapat membantu mereka dalam mencapai tujuan yang bersifat ekonomis dan politis, juga membantu mereka dalam menyebarkan tradisi tertentu (Kaballah, humanisme, dan lain-lain) yang akan memastikan timbulnya kemerosotan (degenerate) sosial. Ini dapat kita lihat melalui persyaratan keanggotaan yang hanya diberikan kepada orang-orang penting dan menonjol di masyarakat.

Seperti halnya Rotary Club, organisasi ini pun bergerak di bidang kemanusiaan, dan semua sepak terjang serta kebijakannya mengacu kepada Lions Club pusat. Yang berbahaya, di balik aktifitasnya di bidang kemanusiaan, organisasi ini juga secara diam-diam mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan masalah-masalah politik dan keagamaan di negara dimana klub ini berada. Data-data kemudian dikirim ke kantor pusat dan diolah di sana. Selanjutnya, kantor pusat merancang kegiatan yang harus dilakukan organisasi selanjutnya, sesuai tujuan yang hendak dicapai. Dalam aktifitasnya, Lions Club mengumandangkan jargon “Agama untuk Tuhan, Tanah air untuk semua”, yang mendorong orang berpaling dari Sang Pencipta, dan fokus kepada diri mereka sendiri (ajaran humanisme). Mereka juga menyerukan ide “ikatan kemanusiaan” dan menghilangkan diskriminasi antarumat manusia.

Ini lah garis besar aktivitas Lions Club.
1. Menyerukan slogan “Kebebasan, Persamaan, dan Persaudaraan” (liberte, egalite, & fraternite);
2. Menyebarkan arti kebaikan dan kerjasama antarbangsa;
3. Membangun semangat kerukunan di antara pribadi-pribadi dengan cara melonggarakan dan menjauhkan ikatan-ikatan akidah (keyakinan).
4. Memperhatikan aspek keadilan sosial;
5. Aktif menyebarkan ilmu pengetahuan dengan berbagai sarana yang memungkinkan;
6. Menolong orang-orang cacat;
7. Meringankan beban kejenuhan hidup sehari-hari;
8. Memberikan pelayanan kepada lingkungan sekitar;
9. Menyelenggarakan perlombaan-perlombaan yang bersifat hiburan;
10. Mendukung proyek-proyek rehabilitasi sosial;
11. Mendukung proyek-proyek Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB); dan sebagainya.

Untuk mencapai sebuah tujuan, orang, lembaga atau organisasi memang harus melakukan berbagai cara. Maka, seperti juga cara pengusaha beriklan, siapapun yang menyaksikan tayangan atau membaca iklan itu jangan lah terlalu mudah termakan oleh apa yang digembar-gemborkan, karena dapat merugikan, bahkan menyesatkan.
Dalam hal penyebaran ‘pencekokan’ doktrin humanisme yang dikemas dengan misi-misi kemanusiaan, bila dilihat dari satu sisi tentu saja ada baiknya karena setidaknya orang yang sedang menderita suatu penyakit atau tertimpa suatu musibah, akan tertolong. Namun dari sisi lain, tentu saja membahayakan akidah dan keimanan seseorang. Apalagi karena humanisme mengarahkan orang untuk melupakan Tuhan, menuhankan manusia, sehingga para Mason percaya bahwa moralitas dapat terwujud tanpa agama.

Doktrin Humanisme VIII

Sebagai penganut ‘ajaran yang berbeda’, kaum Humanis dan Freemason sesungguhnya tak dapat sejalan dengan masyarakat penganut agama yang memercayai adanya Tuhan, meski mereka terkesan toleran dan menghargai perbedaan. Apalagi karena mereka memiliki tujuan yang teramat besar. Berbagai terbitan internal Mason secara rinci menjelaskan filosofi humanis organisasi ini dan permusuhan mereka terhadap monoteisme. Tak terhitung banyaknya penjelasan, penafsiran, kutipan, dan alegori yang diajukan tentang topik ini di dalam terbitan Masonik.

Sebagaimana diungkap pada postingan sebelumnya, humanisme telah memalingkan wajahnya dari Pencipta umat manusia dan menerima manusia sebagai “bentuk tertinggi dari keberadaan di alam semesta”. Nyatanya, ini bermakna penyembahan terhadap manusia. Keyakinan tidak rasionil ini, yang diawali dengan kaum humanis pengikut Kabbalah di abad XIV dan XV, berlanjut hingga hari ini dengan Masonry modern. Salah satu humanis paling terkenal dari abad XIV adalah Pico Della Mirandola. Karyanya yang berjudul Conclusiones philosophicae, cablisticae, et theologicae dihujat oleh Paus Innocent VIII pada 1489 sebagai mengandung pemikiran-pemikiran bidah. Mirandola menulis bahwa tidak ada yang lebih tinggi di dunia selain kegemilangan manusia. Gereja memandang ini sebagai gagasan bidah dan tidak pelak lagi adalah penyembahan terhadap manusia. Memang, ini merupakan gagasan bidah karena tidak ada sesuatu pun yang patut dimuliakan selain Allah. Manusia hanyalah ciptaan-Nya.
Dewasa ini, kaum Mason memroklamirkan pemikiran bidah Mirandola tentang penyembahan manusia secara jauh lebih terbuka. Misalnya, pada sebuah buku kecil Masonik dikatakan: "Masyarakat-masyarakat primitif dahulu lemah, dan karena kelemahan ini, mereka menuhankan kekuatan dan fenomena di sekitar mereka. Namun Masonry menuhankan manusia saja"
Di dalam The Lost Key of Freemasonry, Manly P. Hall menjelaskan bahwa doktrin humanis Masonik ini berakar dari Mesir Kuno:
"Manusia adalah tuhan dalam proses penciptaan, dan sebagaimana di dalam mitos-mitos mistik Mesir, di atas jentera pembuat tembikar, dia dibentuk. Ketika cahayanya bersinar untuk mengangkat dan melindungi segala sesuatu, dia menerima mahkota rangkap tiga ketuhanan, dan bergabung dengan rombongan Pemimpin Mason, yang dengan jubah Biru dan Emas mereka, berupaya untuk menghalau kegelapan malam dengan cahaya rangkap tiga dari Loge Masonik".
Artinya, menurut kepercayaan Masonry, manusia adalah tuhan, namun hanya pemimpin agung yang mencapai kesempurnaan ketuhanan. Agar menjadi seorang pemimpin agung adalah dengan menolak sepenuhnya keimanan pada Tuhan dan fakta bahwa manusia adalah abdi-Nya. Fakta ini secara ringkas disebutkan oleh penulis lain,
J.D. Buck, dalam bukunya Mystic Masonry: "Satu-satunya diri Tuhan yang diterima Freemasonry adalah kemanusiaan sempurna…. Karenanya kemanusiaan adalah satu-satunya tuhan". Jelaslah bahwa humanis adalah suatu bentuk agama, dan tulisan-tulisan Masonik menegaskan hal ini. Pada sebuah artikel di majalah Turk Mason (Mason Turki), disebutkan, “Kita selalu menyatakan bahwa cita-cita tinggi Masonry terletak pada doktrin 'Humanisme'.”
Terbitan Turki lainnya menerangkan bahwa humanisme adalah sebuah agama: "Sama sekali bukan upacara kering dari dogma-dogma keagamaan, melainkan sebuah agama yang murni. Dan humanisme kita, ke mana arti hidup mengakar, akan memenuhi kerinduan yang tidak disadari kaum muda".

Bagaimana kaum Mason dan humanis menjalankan agamanya yang menyimpang ini? Untuk memahaminya, kita harus mengamati sedikit lebih dekat pada pesan-pesan yang mereka sebarkan kepada masyarakat.
Demi menyebarkan doktrin humanisme, Freemasonry menggunakan beragam cara. Bukan dengan kekerasan, melainkan dengan cara-cara yang mengatasnamakan kemanusiaan, seperti misalnya mendirikan organisasi-organisasi yang bergerak di bidang amal, lingkungan, kemanusiaan, dan sebagainya, sehingga orang yang tak tahu ‘makhluk’ apa sebenarnya organisasi itu, dapat terseret dalam kesesatan. Dari begitu banyak organisasi yang dibentuk Freemason, dua di antaranya, dan yang paling dikenal adalah International Association of Rotary Club dan International Association of Lions Club. LSM World Vision yang berkantor di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, juga dicurigai organisasi para Mason, karena logo LSM ini berupa gambar sebuah mata.