Senin, 01 Juli 2013

Doktrin Humanisme II

Ini lah enam pasal pertama Manifesto Humanis tersebut:

1. Pertama: Humanis religius memandang alam semesta ada dengan sendirinya dan tidak diciptakan.

2. Kedua: Humanisme percaya bahwa manusia adalah bagian dari alam dan bahwa dia muncul sebagai hasil dari proses yang berkelanjutan.

3. Ketiga: Dengan memegang pandangan hidup organik, humanis menemukan bahwa dualisme tradisional tentang pikiran dan jasad harus ditolak.

4. Keempat: Humanisme mengakui bahwa budaya religius dan peradaban manusia, sebagaimana digambarkan dengan jelas oleh antropologi dan sejarah, merupakan produk dari suatu perkembangan bertahap karena interaksinya dengan lingkungan alam dan warisan sosialnya. Individu yang lahir di dalam suatu budaya tertentu sebagian besar dibentuk oleh budaya tersebut.

5. Kelima: Humanisme menyatakan bahwa sifat alam semesta digambarkan oleh sains modern membuat jaminan supernatural atau kosmik apa pun bagi nilai-nilai manusia tidak dapat diterima…

6. Keenam: Kita yakin bahwa waktu telah berlalu bagi teisme, deisme, modernisme, dan beberapa macam “pemikiran baru”.

Enam pasal pertama pada Manifesto Humanis secara gamblang telah menjelaskan doktrin apakah humanisme itu karena jelas sekali mencerminkan sebuah filsafat umum yang berlandaskan pada materialisme dan ateisme. Bahkan dari pasal kedua kita mendapatkan jawaban mengapa Darwin menciptakan Teori Evolusi yang menyatakan bahwa manusia abad modern merupakan hasil evolusi dari kera.

Sulit dipungkiri kalau humanisme sebenarnya tak lebih dari gagasan stereotip khas dari kalangan yang mengingkari adanya Tuhan dan memusuhi agama sejati, karena pondasi utama doktrin humanisme adalah sikap antiagama dan mendewakan manusia sebagai pribadi yang lepas dari unsur supernatural. Bahkan doktrin humanisme dapat dianggap sebagai ekspresi dari sekalangan atau sekelompok orang yang merasa bahwa mereka takkan dimintai pertanggungjawaban oleh siapa pun atas apa pun yang mereka perbuat. Ini merupakan dasar utama pengingkaran terhadap Tuhan dalam sejarah panjang umat manusia

Jika ditilik dari sejarahnya, bangsa Yahudi darimana organisasi Freemasonry berasal, sebenarnya mengakui bahwa Tuhan ada. Namun karena watak sombong, mereka mengingkarinya dan melakukan berbagai cara untuk membenarkan klaim-klaim tersebut. Termasuk dengan dalih bahwa klaim itu didukung sains atau ilmu pengetahuan. Pembenaran ini pula lah yang kemudian, antara lain, memunculkan teori Evolusi yang “menghina” manusia sebagai keturunan monyet.