Sabtu, 29 Juni 2013

Bayangan Di Balik Konflik Suriah I

Kita harus mempertajam ketegangan antara pemerintah dan rakyat, agar wibawa pemerintah semakin rendah dan rakyat tidak bisa berbuat apa-apa.Kemudian kita akan mudah menguasai kedua-duanya. -Protocol Of Zion : 3


Awal Konflik

1. Di mulai dari Demonstrasi publik dimulai pada tanggal 26 Januari 2011, dan berkembang menjadi pemberontakan nasional. Para pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad, penggulingan pemerintahannya, dan mengakhiri hampir lima dekade pemerintahan Partai Ba'ath. Pemerintah Suriah dikerahkan Tentara Suriah untuk memadamkan pemberontakan tersebut, dan beberapa kota yang terkepung. Menurut saksi, tentara yang menolak untuk menembaki warga sipil dieksekusi oleh tentara Suriah. Pemerintah Suriah membantah laporan pembelotan, dan menyalahkan "gerombolan bersenjata" untuk menyebabkan masalah pada akhir 2011, warga sipil dan tentara pembelot dibentuk unit pertempuran, yang dimulai kampanye pemberontakan melawan Tentara Suriah. (Wikipedia)

2. Dalam beberapa sumber, perang ini juga bisa dipanggil sebagai perang Mazhab antara Syiah dan Sunni. Menurut Suara-Media.com sejarah awal kemunculan Syi'ah, Kata Ustadz Abu Rusydan, sudah bisa diketahui bahwa lahirnya Syi'ah adalah dari Majusi. Sehingga, menurutnya tidak mungkin ada Majusi yang termasuk dalam salah satu golongan Islam, sedangkan Majusi sendiri berasal dari Persi atau Persia yang merupakan kaum penyembah berhala. " Tapi akar munculnya Syi'ah itu adalah dari Majusi. Bahwa hari ini Majusi sudah memegang peranan yang sangat luar biasa dengan menancapkan kuku-kukunya dan taring-taringnya didunia islam. Dan berangkatnya Syi'ah itu berasal dari balas dendamnya Majusi Persi terhadap islam, kemudian mereka berkolaborasi dengan Yahudi dan Nashrani", Ujarnya.



Beliau menegaskan kembali,  konflik di Suriah ialah sebuah perang agama, sebab Syi'ah itu menurutnya bukan termasuk golongan atau madzhab dalam Islam. Dan menurutnya, yang perlu dicatat lagi oleh kaum muslimin yaitu bahwa kelahiran Syi'ah, khususnya Syi'ah Nushairiyyah (yang sedang berkuasa di Suriah)  pada abad ke-3 H di bawah pimpinan Muhammad bin Nashir An-Numairi,  mengaku sebagai Nabi dan meyakini bahwa Imam Abul Hasan Al-'Askari (Imam ke-11 dari Syi'ah Ja'fariyyah Imamiyyah) adalah Tuhan.
"Jadi, Syi'ah tidak boleh disebut sekte dari Islam. Tetapi sekali lagi saya sampaikan munculnya Syi'ah didunia berangkat dari gerakan Politik yang dilandasi balas dendam Majusi Persi terhadap Islam", tegasnya kembali.




Sebetulnya antara Iran (Syi’ah), Amerika (Nasharani) dan Israel (Yahudi) adalah satu tubuh dan bersekongkol. Untuk memuluskan rencananya menguasai dunia, akhirnya mereka membuat sebuah “pencitraan” bagi dunia islam. Digambarkan seakan-akan Iran bermusuhan dengan Israel yang dibantu Amerika. Ini hanya topeng saja untuk menutupi kebengisan Syi’ah yang hobi membantai kaum muslimin sejak zaman Nabi Muhammad saw hingga saat ini.


“Salah satu konspirasi Iran, Amerika dan Aliansi Utara nampak saat Taliban di Afghanistan jatuh. Jangan sampai Ahlu sunah yang berkuasa untuk memilih pemimpin, apakah Amanulloh Khan atau yang lainnya. Akhirnya mereka memilih Hamid Karzai. Dan Hamid Karzai adalah pengikut Baha’i salah satu sekte dari Syi’ah, dan setelah saya ketahui ternyata Mahmud Abbas (PLO Palestina) penganut  Syi’ah Al-Babiyah. Jadi sekali lagi, Syi’ah sampai hari ini dengan segala sektenya apapun namanya adalah Kebathilan yang kemudian diretas oleh Penjajah Barat,” pungkas beliau.