Senin, 17 Juni 2013

Simbologi,Jaringan,dan Ideologi Kekerasan Dalam Dunia Sepakbola V

Ideologi keagamaan dalam sepakbola: 

Kasus Skotlandia


Di Skotlandia, sebuah klub sepakbola bukan saja mewakili kultur kedaerahan, tapi juga sentimen agama. Seperti yang terjadi pada derby Glasgow Old Firm antara dua tim terkemuka dan paling sukses di Skotlandia. Dengan intensitas pertemuan hingga lebih dari empat kali di Liga Utama Skotlandia, derby Old Firm dianggap sebagai derby terbesar sepanjang sejarah olahraga. Namun derby ini tak sekadar rivalitas sederhana antar tim sepakbola dalam wadah satu liga namun kompetisi yang disarati dengan serangkaian perselisihan yang kompleks diantaranya berakar pada perbedaan agama dan perbedaan relasi politik. Pertandingan antar tim satu kota Glasgow ini menjadi medium lain penyaluran tribalisme purba yaitu konflik disertai kekerasan antara Katolik dengan gerakan Reformasi Protestan dan perbedaan relasi politik Loyalis-Republikan.

Glasgow Celtic yang berdiri tahun 1888 dibentuk untuk membendung pengaruh zending Protestan sekaligus memupus mitos inferioritas Katolik terhadap Protestan. Demi melihat kesuksesan Celtic di liga, umat Protestan pun merasa perlu untuk menguasai kembali kompetisi di negara itu. Glasgow Rangers yang sejatinya tidak cukup memiliki maksud-maksud religius dan politik namun menang berulang kali terhadap Celtic akhirnya menjadi kendaraan bagi kaum Protestan Skotlandia dalam menyalurkan aspirasi religius dan politiknya.